Seminar Khoritotul Ulum: Kompas Keilmuan Bagi Mahasiswa Baru
Seminar khoritotul ulum dilaksanakan bersamaan dengan agenda ORMABA (Orientasi Mahasiswa Baru) Himmah RAM, yakni pada Kamis, 27 November 2025 di Aula Griya KSW, Hay Asyir dan diikuti oleh 31 peserta. Abdul Chalim Sayyid Dhuha, Lc., selaku pemateri menjelaskan kiat-kiat dasar mepelajari keilmuan yang ada di Mesir khususnya di Universitas al-Azhar.
Pada pemaparannya, pemateri mengutarakan bahwa mencari ilmu adalah perjalanan tanpa akhir, dari pelukan ibu sampai liang lahat. Oleh karena itu, penting untuk mempersiapkan bekal yang cukup serta kompas untuk menentukan arah dan tujuan.
Hal pertama yang perlu diperhatikan dalam proses belajar adalah menentukan tingkat pemahaman keilmuan. Apakah masih di tingkat mubtadi (pemula) atau mutawasith (menengah) atau sudah muntahi (ahli). Pemateri juga menyoroti pentingnya metode belajar yang bertahap, berkelanjutan, dan sistematis, agar apa yang kita pelajari dapat dipahami secara utuh.
“Jika sudah merasa sampai pada mutawasith atau muntahi, tetap harus muroja'ah atau membaca ulang kitab mulai dari tingkat awal. Walaupun sudah pernah dipelajari, belajar dengan sistem berurutan seperti ini lah yang bisa membuat seseorang paham secara komprehensif terkait suatu bidang keilmuan tersebut,” ujar Sayyid Dhuha.
Moderator memantik pertanyaan, Bagaimana mengatasi keinginan untuk belajar banyak bidang ilmu di tengah luasnya keilmuan al-Azhar? Pemateri menjawab persoalan yang sering dirasakan mahasiswa al-Azhar ini dengan mengutip faidah yang pernah disampaikan oleh salah satu Syekh al-Azhar yakni,
“Setiap pelajar haruslah berfokus pada bidang tertentu, karena jika semua bidang dipelajari maka kita tidak akan mendapat hikmah dari suatu ilmu kecuali sedikit saja.”
Peserta lain menyatakan kebingungannya untuk menentukan langkah awal belajar sebelum masuk perkuliahan. Pertanyaan ini dijawab oleh pemateri, bahwa langkah awal agar bisa mempelajari keilmuan di Al-Azhar dengan maksimal adalah menguasai gramatikal Arab dengan baik. Setelah itu mulai mempelajari kitab-kitab yang sesuai dengan tingkat dan bidang keilmuan yang sudah ditentukan oleh pribadi masing-masing. Pemateri juga menyarankan agar para peserta aktif dalam mengikuti pengajian-pengajian yang sering diadakan di forum talaqqi sebagai iringan pembelajaran di fakultas masing-masing.
Pemateri juga memberi saran terkait keresahan peserta tentang bagaimana cara agar tidak terjerumus dengan niat yang kurang tepat dan meyelaraskan keinginan belajar agama dengan belajar hal yang lainnya selama di Mesir ini. “Selalu ingat sampai kapanpun bahwa ada banyak orang yang menanti hasil dari proses belajar kita di Mesir, seperti orang tua, Romo Kyai, guru-guru serta masyarakat, karena dengan hal itulah yang bisa membuat kita untuk terus semangat dan berusaha menyelesaikan studi di Mesir ini.”
Menjaga tanggung jawab akademik khususnya belajar agama itu jauh lebih utama, namun jika memang kita memiliki keinginan atau cita-cita pribadi yang lain, maka tugas kita harus bisa menyeimbangkan keduanya sehingga apa yang sudah kita pelajari bisa menjadi pedoman dan pegangan dalam menjalani kehidupan setelah belajar di al-Azhar.
Seminar ini berlangsung cukup aktif dengan antusiasme peserta dalam merespon materi dengan pertanyaan-pertanyaan yang menarik. Salah satu peserta juga mendapat kesan yang baik terkait kegiatan ini. Menurut mereka kegiatan seperti ini perlu diadakan di awal, karena mayoritas Mahasiswa Baru masih bingung untuk menentukan langkah awal dalam belajar. Sehingga dengan diadakannya acara seperti ini, bisa membantu mereka dalam menemukan minat belajarnya dan menentukan langkah yang perlu disiapkan dan dijalani sebelum menyelami samudera keilmuan di Mesir ini.
Dewan Pengurus Himmah RAM Periode 2025-2026 juga berharap dengan diadakannya kegiatan seperti ini mampu menyadarkan kembali Mahasiswa Baru agar bisa membangun lingkungan belajar yang kuat, baik melalui diri sendiri maupun secara kolektif, juga bisa memfokuskan diri dengan komitmen awal yang sudah mereka tentukan sebelum mereka datang ke Mesir sekaligus dibarengi dengan menetapkan langkah-langkah belajar mereka selama di Mesir.
Redaktur: Naufal Fakhri Assaichu
Editor: Zadjuria Rizky
Posting Komentar