“Jangan Anggap AI Sebagai Tuhan”: AIGYPT Batch 1 Tanamkan Kesadaran Kritis Masisir Tentang AI
Himmatuna, Kairo – AIGYPT Batch 1 resmi menutup kegiatan kolaborasi bersama HPIM Internal Festival (HI-FEST) pada Kamis, 10 Juli 2025. Penutupan kegiatan yang berlangsung hangat dan interaktif ini berlangsung di Hadiqah Dauliyah, kawasan Hayy Sabi’, Kairo.
Kegiatan ini merupakan inisiatif bersama yang ditujukan untuk seluruh Mahasiswa Indonesia di Mesir (Masisir) sebagai bentuk pengenalan dan praktik langsung pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) secara sehat, kritis, dan etis. Sejumlah tokoh penting di Masisir juga turut hadir, seperti Presiden dan Wakil Presiden terpilih PPMI Mesir masa bakti 2025/2026, Glenn Sofyan Assyauri Lubis, Lc., dan Zaudan Afkar.
AIGYPT Batch 1 dirancang bukan sekadar pelatihan teknis AI, tetapi juga menjadi ruang pembelajaran untuk membangun kesadaran kritis dalam menyikapi teknologi ini. Dalam sambutan Ketua dan Founder AIGYPT, Daru Fahma Muliawan, Lc., menyampaikan pandangannya terhadap AI, “Jangan anggap AI sebagai Tuhan, jadikan saja dia kesempatan untuk membantu kita tumbuh.” Hal ini menyiratkan pesan mendalam untuk tidak memanfaatkan AI secara mentah dan remeh, melainkan memaksimalkannya sebagai alat bantu yang dapat mendorong manusia berkembang secara bijak dan produktif.
Acara penutupan diisi dengan berbagai kegiatan menarik dan kompetitif. Sesi dimulai dengan perkenalan individu dan refleksi pengalaman menggunakan AI. Setelah itu, peserta mengikuti permainan individual berupa kuis eliminasi seputar materi yang telah diajarkan selama lima hari. Kemudian, dilanjutkan dengan permainan Kelompok, dimana para peserta dibagi menjadi tim untuk menyelesaikan lima pos misi dengan penggunaan AI. Kelompok yang paling cepat dan tepat dalam menyelesaikan tantangan dianggap sebagai pemenang. Pemenang diberikan hadiah yang tergolong sederhana dalam segi materi, namun istimewa dalam waktu kebersamaan dan semangat belajar dari proses yang telah dilalui bersama.
Pada sesi terakhir acara, para peserta saling tukar cerita soal pengalaman masing-masing tentang AI. Semuanya menyambut dengan antusias, meskipun kebanyakan peserta sebelumnya meragukan manfaat dari hadirnya AI ini. Salah satu peserta bahkan mengaku awalnya membenci AI karena menganganggap AI akan menggantikan pekerjaan manusia. Namun, setelah lima hari mengikuti AIGYPT, ia mulai terbuka dan menyadari bahwa AI adalah alat bantu, bukan ancaman, yang mana jika digunakan dengan tepat akan mendukung produktivitas dan pertumbuhan manusia.
Presiden PPMI Mesir terpilih, Glenn Sofyan, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya AIGYPT dan menyebutnya sebagai skin baru bagi Masisir dalam menghadapi tantangan zaman. Ia berharap AIGYPT tidak berhenti di batch pertama, tetapi bisa menjadi komunitas yang terus mengembangkan literasi dan etika AI di kalangan mahasiswa Indonesia di Mesir.
Meskipun diakui ada beberapa kendala teknis selama pelaksanaan, namun peserta dan panitia sepakat bahwa AIGYPT Batch 1 telah berhasil menyampaikan seluruh materi dengan efektif dan meninggalkan kesan yang kuat. “Hal besar tak akan terbentuk tanpa adanya kendala-kendala kecil,” ungkap panitia pelaksana acara. AIGYPT berkomitmen untuk terus tumbuh menjadi komunitas yang paling memahami dan mengawal perkembangan AI secara bijak di lingkungan masisir kedepannya.
Redaktur : Muhammad Hasbi Ash Shiddieqie
Editor : Zadjuria Rizky Rahmania
Posting Komentar