Lailatus Sholawat dan Isra’ Mi’raj; Ajang Silaturahmi Almamater FATIIMAH


Dalam rangka memeriahkan suasana Isra Mikraj, FATIIMAH mengadakan ”Lailatus Sholawat dan Isra’ Mi’raj” pada Senin, 3 Februari 2025 di Aula Limas Kemass. Adapun FATIIMAH merupakan koalisi dari almamater FISMABA, Tebuireng Center, IKAMARU, IKAPPMAM, serta HIMMAH RAM. Hadirnya 100 anggota dari kelima almamater merupakan tujuan lain dari diadakannya acara ini, yakni menyambung silaturahmi antar almamater.

Tanpa menghilangkan euforia Isra Mikraj, acara ini turut mengundang Syekh Dr. Fathi Abdurrahman Ahmad Hijazi, salah satu ulama al-Azhar dan tokoh besar dalam bidang lughoh, untuk memberikan mauizah hasanah. Beliau mengawali kalamnya dengan mengajak hadirin membaca surat al-Fatihah, serta senantiasa membaca selawat sepanjang berjalannya acara.

Tidak hanya mengajak, Syekh Fathi juga menerangkan pentingnya membaca selawat. Beliau mengutip sebuah hadis ”البخيل من ذكرت عنده فلم يصل علي” yang artinya ”Nabi Muhammad SAW bersabda: orang yang pelit yaitu orang yang ketika namaku disebutkan di depannya, dia tidak berselawat kepadaku (HR. Ahmad)”. Beliau juga menambahkan keterangan riwayat lain yang menyebutkan bahwa orang demikian adalah sepelit-pelitnya orang ( أبخل البخلاء ).

Setelah itu, beliau menceritakan kisah seorang ulama Mesir, Syekh al-Azzami, tatkala ditanya tentang Isra Mikraj. Syekh al-Azzami sendiri termasuk seorang tokoh besar dalam tarekat naqsabandiyyah, tarekat yang masyhur di banyak negara terutama di Indonesia.

Syekh Fathi bercerita, ”Ketika Syekh al-Azzami berada dalam majelisnya di sebuah masjid di Tanta, beliau ditanya alasan diadakannya Mikraj ke langit. Lalu beliau menjawab: Tatkala langit diangkat oleh Allah SWT dan para malaikat ditempatkan di dalamnya, langit berkata ke bumi dan menyombong ’aku lebih mulia dari engkau karena tiada satupun makhluk di dalamku yang bermaksiat kepada Allah SWT’. Lalu Nabi Muhamad SAW dilahirkan di bumi dan jadilah bumi lebih mulia dari langit. Kemudian langit pun mengadu kepada Allah SWT dan meminta agar nabi Muhammad dihadirkan di langit meskipun hanya sekali. Maka, terjadilah peristiwa miraj tersebut.”Hikmah lain yang Syekh Fathi sampaikan dari peristiwa Isra Mikraj yaitu penegasan atas ketauhidan Allah juga agama-Nya. Beliau menyinggung kisah seorang mualaf yang dulunya merupakan penganut agama Nasrani. Mualaf ini berkata, ”Saya tidak meninggalkan agama Nabi Isa karena agama Nabi Isa dan Nabi Muhammad adalah satu, yaitu agama Allah.”

Usai mauizah hasanah, acara pun beralih pada sesi silaturahmi yang dibuka dengan sambutan Alaikassalam, ketua panitia sekaligus ketua almamater IKAPPMAM, “Seperti yang kita ketahui, antara Denanyar; Tebuireng; Tambak Beras; HIMMAH; serta Ikamaru mempunyai hubungan erat antar masyayikh. Berangkat dari hubungan ini, para senior kita berusaha menghidupkan warisan masyayikh, dengan harapan dapat merasakan sedikit banyak barakat dari masyayikh kita. Saya merasakan di antara barakat dari organisasi FATIIMAH ini yaitu ketika di kampus, saya merasa mudah (ketika) mau ujian, tanya tahdidan (misalnya) ya dari mereka (teman-teman saya ya dari FATIIMAH ini)”. Sejarah dan ikatan yang terbentuk dalam FATIIMAH ini turut dikuatkan dengan sambutan dari Ahmad Albajili, selaku ketua HIMMAH, “Adanya FATIIMAH ini dimulai saat 2021 dimana ada kedekatan hubungan antar almamater yang mendorong kita untuk mengadakan selawatan kecil-kecilan di Tub Romly. Alhamdulillah, kedekatan tersebut masih terjaga dalam ikatan silaturahmi, sampai sekarang kita mengadakan acara Lailatus Sholawat bersama Syaikh Fathi. Mungkin, harapan kami agar generasi yang akan datang bisa tetap menjaga hubungan silaturahmi ini.”

Redaktur: Bassam Hammada
Editor: Salsadilla Musrianti

Posting Komentar

To Top