Bernostalgia Bersama Kiai Tercinta
Pada tanggal
22 November 2022, Aula Daha KMJ (Keluarga Mahasiswa Jambi) sesak oleh warga
Himmah RAM (Himpunan Alumni Amanatul Ummah-Republik Arab Mesir) yang sedang
“sambangan”. Sedari sore, sekitar 200 warga Himmah datang beramai-ramai demi
menyambut Prof. Dr. KH. Asep Saefuddin Chalim M.Ag. beserta Gus Dr. H. Mauhibur
Rokhman, Lc., MIRKH selaku Kiai dan Gus Amanatul Ummah. Meskipun harus menunggu
Pak Kiai yang masih berada di KBRI selama beberapa jam, hal itu bukanlah
masalah bagi segenap santri yang ingin menuntaskan rindunya. Hingga waktu
menunjukkan pukul 20.45 CLT, barulah rindu tersebut terbayar tuntas, sebab
kedatangan Pak Kiai beserta rombongan yang meramaikan Aula KMJ.
Disambut
dengan selawat Thola’al Badru, Pak Kiai terlihat tersenyum saat bertemu dengan
santri-santrinya yang berada di Mesir, yang menyambutnya dengan penuh antusias.
Di belakangnya, terdapat beberapa syekh yang mengantar beliau sekaligus
menemani selama acara berlangsung. Diantaranya adalah Syekh Khotib, Syekh
Zakaria, Syekh Mahmud Fathi Hijazy, Syekh Abdul Wafa, dan Syekh Barkawi.
Meskipun nampak lelah, namun hal tersebut bukanlah penghalang bagi Pak Kiai
dalam mengekspresikan segenap rasa cintanya terhadap santri-santrinya.
Selama beliau
berbicara, para santri mendengarkan dengan penuh khidmat. Bahkan, para santri
sejenak bernostalgia dengan momen-momen yang pernah mereka lalui di pesantren.
Terutama saat para santri mendendangkan beberapa bait syair, yang biasa mereka
nyanyikan seusai salat subuh di pesantren. Mereka menyanyikan syair
tersebut dengan penuh semangat, sembari sesekali bernostalgia dengan teman-teman
di sebelahnya. Pun halnya dengan beberapa nasihat yang disampaikan oleh Pak
Kiai. Semua nasehat tersebut hampir tidak jauh berbeda dengan yang disampaikan beliau
semasa di pesantren.
“Kunci dalam
keberhasilan itu sholat malam. Jadi, satu setengah jam sebelum subuh, berwudhu.
Maka detak jantung akan berjalan normal, peredaran darah juga jadi lancar.
Habis itu sholat, terus sujud. Saya biasanya sujud selama 20 menit, lalu
dilanjut dengan zikir. Setelah sujud, baru doa yang lama. Inilah saatnya
pengusiran penyakit dari tubuh. Dan yang terpenting dari semuanya, menangkal
diri dari kemaksiatan. Betapa istijabahnya sholat hajat, Nak. Sampai maksiat
pun dikabulkan. Maka dari itu, kalian jangan pernah tidur sampai terbitnya
matahari,”
tutur Pak Kiai.
Para syekh pun
turut memberikan nasihat, seusai Pak Kiai mengakhiri kalimatnya. Beberapa dari
mereka membincangkan perihal ilmu. “Laa adhabu ilal muhadloroh alal wudhu.”
Betapa berharganya ilmu, hingga kita tidak diperbolehkan datang ke majelis
ilmu, kecuali dalam keadaan suci, yakni telah berwudu. Selain itu, terdapat
juga salah satu syekh yang berbincang perihal bahasa. Beliau menekankan
pentingnya mempelajari dan berbicara dengan bahasa arab, sebab apa yang kita
pelajari dan dapati di sini (baca: Kairo) semuanya menggunakan bahasa arab.
Beliau juga berpesan terhadap para santri untuk meminimalisasi berbicara selain
menggunakan bahasa arab.
Beberapa jam
setelah itu, tepatnya saat syair kembali dinyanyikan, Ibu Dra. Hj. Khofifah
Indar Prawansa, selaku Gubernur Jawa Timur hadir dan meramaikan suasana. Di
belakangnya, terdapat Pak Mukhlason beserta Ibu Naila, selaku Rois Syuriah
PCINU Mesir yang turut hadir mendampingi rombongan Bu Khofifah. Melihat para
santri yang sangat antusias, Bu Khofifah pun turut serta dalam memberikan
beberapa motivasi. Beliau mengajak para santri untuk menjadi agen perubahan
Islam di Indonesia maupun di lingkup dunia. Beliau melanjutkan, dengan
memaparkan penguasaan umat Islam terhadap kekayaan Indonesia.
“Islam, di
Indonesia merupakan agama yangmayoritas. Namun sayangnya, 85% dari bagian umat
Islam di Indonesia terdiri dari golongan masakin, fuqoro, dan duafa. Hanya 15%
dari umat Islam yang menguasai kekayaan. Oleh karena itu, kita perlu
meningkatkan solidaritas, kolaborasi, jejaring, dan inovasi. Karenanya, saya
setuju dengan kiai Asep tentang salah satu prinsip beliau yang menghendaki
santri-santrinya menjadi seorang konglomerat,” terang Bu Khofifah.
Dengan
berakhirnya serangkaian motivasi yang diberikan oleh Bu Khofifah, berakhir juga
acara yang telah berlangsung selama 8 jam ini. Acara yang dimulai dari pukul
15.00 CLT dan mendatangkan tokoh-tokoh hebat dari Indonesia ini pun, ditutup
dengan ramah tamah pada pukul 23.00 CLT
Oleh: Salsadilla Musrianti H.
Posting Komentar