Syekh Ramadhan Al-Buthi; al-Ghazali Versi Modern


Nama: Muhammad Said Ramadhan

Nisbah: Al-Buthi

Lahir: Turki, 1929

Wafat: 21 Maret 2013, di Damaskus, Suriyah

Kecerdasan Syekh al-Buthi sudah nampak sejak kecil. Saat umur empat tahun, al-Buthi kecil berhasil menghafalkan 1002 bait nadzom Alfiyyah ibn Malik dan matan al-Ghayah wa at-Taqrib. Pada usia enam tahun telah menghafal al-Qur'an. Hal ini tentu saja berkat didikan dari sang Ayah, Syekh Mula Ramadhan yang seorang cendekiawan. Kemudian, beliau melanjutkan pendidikan di Ma'had at-Taujih al-Islamy, Damaskus, di bawah bimbingan Syekh Habahanakah dan lulus pada tahun 1953 M.

Setelah itu, Syekh Muhammad al-Buthi melanjutkan perjalanan intelektualnya ke universitas al-Azhar, Mesir. Beliau menempuh jenjang S1 di jurusan Syari'ah Islamiyah dan S2 di jurusan Lughoh Arabiyah. Dalam studinya, beliau memperoleh predikat Mumtaz Syaf Ula dan izin mengajar. Tak hanya itu, disertasinya pun mendapat rekomendasi al-Azhar untuk diterbitkan. Setelah menyelesaikan studi di al-Azhar, Syekh al-Buthi kembali ke Damaskus dan melanjutkan studi S3-nya hingga meraih gelar doktor pada tahun 1965 M.

Beliau dikenal sebagai ulama yang berwawasan luas. Karena selain menguasai ilmu Syari'ah dan Lughoh, beliau juga menguasai berbagai fan ilmu, misalnya: ilmu Aqidah, Filsafat, dan Tasawuf. Wawasan ini lah yang menyebabkan beliau menjadi salah satu pemikir Islam moderat dan dijuluki al-Ghazali versi modern. Syekh al-Buthi juga merupakan ulama produktif yang memublikasikan 75 karya, diantaranya : Fiqh al-Sirah al-Nabawiyyah, al-Islam wa al-'Ashr , Barnamij Dirasah Qur'aniyyah, Hadza Walidiy, al-Jihad fi al- Islam, Syakhshiyyat Istawqafatni, dan lain sebagainya.

Dalam bidang Aqidah beliau menulis buku Kubra al-Yaqiniyyat al-Kauniyyah. Dalam bidang Tasawuf, beliau menelrkan kitab Syarh wa Tahlil al-Hikam al-Atho'iyah. Beliau juga menulis buku al-Lamadzhabiyyah untuk membantah klaim-klaim kelompok radikalisme dan anti-Madzhab. 

Dr. Muhammad Sa'id Ramadhan al-Buthi terkenal sebagai sosok ulama yang zuhud dan moderat. Namun, pada saat Suriah sedang dilanda konflik, banyak fitnah yang beliau terima seperti beliau pro-pemerintah dan beliau sesat, nauzhubillahi min dzalik. Hingga pada malam kamis 21 Maret 2013, sebuah bom bunuh diri salah satu oknum meledak di masjid al-Imam Damaskus saat beliau sedang mengisi kajian tafsir di dalamnya. Beliau syahid dalam keadaan memeluk al-Qur'an di hadapannya, kemudian tumbang bersujud ke arah kiblat. Syekh Muhammad al-Buthi tutup di usia ke-84 tahun.

Beliau dimakamkan di Damaskus, Suriah. Kegigihannya dalam membela Ahlussunah wal Jama'ah dan sepak terjangnya dalam mencari ilmu menjadi motivasi bagi generasi-generasi selanjutnya hingga sekarang.


Oleh: Silvi Tita Sari

Posting Komentar

To Top