Sejarah Singkat Buletin Al-Ummah
0
Komentar

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Ilahi Rabbi, atas segala nikmat dan anugerah yang tak terhitung. Sholawat serta salam teriring selalu untuk kekasih-Nya, sang pamungkas para Nabi, sumber inspirasi dan semangat perjuangan.
Telah menjadi kesepakatan bersama, menulis merupakan sebuah transformasi dari otak ke bentuk tulisan. Di zaman internet seperti sekarang ini, karya tulis pun menjadi sebuah tuntutan bagi para mahasiswa untuk bisa menyalurkan ide-idenya ke kalangan luas. Tulisan juga bisa berfungsi sebagai latihan untuk berkarya. Sebuah karya yang akan mengabadikan buah pikiran penulisnya. Selain itu, kehidupan tanpa tulisan hanya akan dilupakan oleh sejarah. Sejarah benar-benar akan melupakan kita jika kita tidak mampu memberi suatu hal yang bermanfaat untuk generasi berikutnya. Disisi lain, sebagai penguat ingatan dan pemahaman dari apa-apa (ilmu) yang telah kita peroleh.
Sejak berdirinya Himpunan Alumni Amanatul Ummah Republik Arab Mesir (HIMMAH RAM) pada tahun 2005, para anggota di dalamnya telah sadar akan pentingnya menulis. Terlebih lagi, muncul sebuah asumsi miring yang menyatakan, "mahasiswa al-Azhar kurang kompeten dalam dunia tulis-menulis". Berangkat dari asumsi inilah para anggota HIMMAH RAM menjadi mawas diri dan ingin membuktikan bahwa asumsi ini tidak benar. Dan, Al-Ummah pun lahir. Sebuah buletin yang masih dalam naungan HIMMAH RAM ini berfungsi sebagai media penampung kreativitas sekaligus sebagai sebuah sarana pelatihan menulis bagi para anggota HIMMAH RAM.
Tahun 2006, pertama kali Al-Ummah berhasil di launching. Tak tanggung-tanggung, peluncuran Al-Ummah yang pertama tersebut disosialisasikan ke tanah air, Indonesia. Namun sayangnya, saat itu Al-Ummah hanya mampu terbit dalam setahun.
Pertengahan 2007, Al-Ummah sempat mengalami vakum. Hal ini dikarenakan antusiasme dari tim redaksi yang sedikit menurun, ditambah terpecahnya konsentrasi anggota HIMMAH RAM yang kala itu disibukkan dengan berbagai aktivitas dan dinamika organisasi lain Masisir. Beruntung kevakuman ini hanya sementara. Karena pasca kedatangan kawan-kawan anggota baru pada akhir 2007, Al-Ummah seakan bangkit dari mati surinya. Seperti mendapat suntikan darah segar, semangat para kru yang tadinya hanya Senin-Kamis, menjadi bergelora kembali. Dari sini, Al-Ummah pun mulai bergerak kembali.
Posting Komentar