AIGYPT Batch 1 Resmi Dimulai: Dorong Masisir Kuasai AI dan Berpikir Kritis


Kairo, Senin, 30 Juni 2025 – Bertempat di Idarah Wafidin, Buuts Al-Azhar, program AIGYPT Batch 1 secara resmi dibuka dengan penuh antusias. Acara yang digelar berkat kolaborasi antara AIGYPT dan HPIM ini menjadi salah satu rangkaian utama dalam HPIM Internal Festival (HI-FEST). Sebanyak 100 peserta terpilih dari kalangan Mahasiswa Indonesia di Mesir (Masisir) turut serta dalam program ini. Mereka berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda, mulai dari akademisi, organisatoris, pengusaha hingga kreator. Hal ini menciptakan suasana belajar yang kolaboratif. AIGYPT Batch 1 inI menjadi wadah pengenalan dan praktik langsung Artificial Intelligence (AI), bukan hanya secara teknis, tetapi juga dengan pendekatan yang menekankan kesadaran kritis dan etika pemanfaatannya.

Program ini akan berlangsung dalam lima pertemuan intensif, mulai 30 Juni hingga 10 Juli 2025, dan memadukan sesi kelas, praktik kelompok, tantangan individu, hingga sesi outdoor. Materi yang disampaikan mencakup pengenalan dasar-dasar AI, eksplorasi berbagai tools populer seperti Notion, Canva AI, ChatGPT, dan Gemini, serta cara penggunaannya ke dalam kehidupan akademik, organisasi, dan proyek pribadi.

“AI adalah alat yang luar biasa, tapi tetap butuh manusia yang berpikir kritis untuk mengarahkannya,” ungkap Daru Fahma Muliawan, Lc., selaku Founder dan Ketua AIGYPT, saat membuka acara. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa teknologi bukanlah ancaman jika dimanfaatkan secara cerdas dan bertanggung jawab. "Kita harus menjadi pengguna aktif, bukan sekadar konsumen pasif dari teknologi,” tambahnya.

Hari pertama diisi dengan sesi pengenalan antar peserta, disusul pemaparan materi dasar serta simulasi penggunaan AI dalam menyusun ide, dan perencanaan kegiatan. Peserta kemudian dibagi ke dalam beberapa tim kecil, masing-masing didampingi oleh mentor berpengalaman. Melalui kelompok ini, peserta dilatih untuk menggunakan berbagai fitur dalam aplikasi Notion, menyelesaikan masalah berbasis studi kasus, serta membuat laman proyek tersendiri dalam aplikasi.

"AIGYPT nggak cuma ngajarin teori, tapi langsung praktik. Aku baru tahu ternyata AI banyak gunanya, nggak cuma buat bikin foto Ghibli,” ujar salah satu peserta dengan semangat. Antusiasme peserta tampak dari interaksi aktif, diskusi yang hidup, dan rasa penasaran yang tinggi terhadap hal-hal baru yang ditawarkan teknologi.

Selain materi utama, peserta juga mendapat akses eksklusif ke modul pembelajaran digital dan sistem "leveling” berbasis capaian pribadi. Sistem ini dirancang agar peserta bisa belajar secara fleksibel, sesuai kecepatan dan gaya belajarnya masing-masing.

“Di masa depan, manusia tidak akan digantikan oleh AI, melainkan oleh manusia yang paham AI,” tegas Bang Daru dalam sesi wawancara. Menurutnya, tantangan terbesar bukanlah teknologi itu sendiri, tetapi bagaimana manusia memposisikan dirinya dalam arus perubahan. Karena itu, AIGYPT tidak hanya bertujuan memberi keterampilan teknis, tetapi juga menanamkan mindset adaptif dan kepekaan sosial dalam penggunaan teknologi.

Lebih jauh, AIGYPT juga diperkenalkan sebagai langkah awal dari komunitas belajar berbasis AI yang akan terus berlanjut setelah program ini selesai. Dengan menjadikan Masisir sebagai pusatnya, komunitas ini diharapkan mampu menjadi ruang kolaborasi, eksplorasi, serta pengembangan proyek yang membawa dampak nyata bagi lingkungan sekitarnya.

"Kami tidak menolak kemajuan. Justru kami ingin bergerak bersama kemajuan, dengan arah dan nilai yang kami bawa sendiri," pungkas Bang Daru mengakhiri wawancara.

Dengan mengusung tagline "Update Skills, Upgrade Life, AI for Masisir”, AIGYPT Batch 1 membawa pesan bahwa adaptasi terhadap teknologi tidak hanya penting, tapi mendesak. Masisir diharapkan mampu menghadapi perubahan zaman dengan kesiapan, kreativitas, dan kendali, bukan sebagai korban perkembangan, tetapi sebagai penggerakya.

Redaktur : Naura Madina Aina Gheetanjali
Editor : Abdullah Gymnastiar

Posting Komentar

To Top