Gadis Kretek, Diskriminasi Perempuan dan Kisah Cinta yang Berkelas Sosial
Serial tersebut tayang pada akhir tahun 2023 dengan 5 episode berdurasi kurang lebih 30 menit per episodenya. Dibintangi oleh Dian Sastrowardoyo sebagai Dasiyah, Ario Bayu sebagai Soeraja, Arya Saloka sebagai Lebas, Putri Marino sebagai Arum, dan banyak pemain-pemain lainnya. Cerita yang disajikan oleh 2 sutradara bergengsi yakni Kamila Andini dan Ifa Irfansyah tersebut berbalut kebudayaan Jawa yang sangat kental dengan alur maju mundur sehingga menjadikan penonton semakin penasaran terhadap teka-teki yang disampaikan di masa depan dengan jawaban di masa lalu. Karena hal tersebut, tidak heran jika serial ini menjadi salah satu perwakilan Indonesia dalam ajang Internasional Busan Festival pada 4 Oktober 2023 lalu.
Sebuah kisah klasik ini menjadi semakin menarik karena sinematografi yang diambil dapat membawa penonton seakan sedang dalam masa tersebut. Ketika bercerita tentang masa lalu Dasiyah dan Soeraja, latar belakang jawa sangat menghiasi setiap sudutnya. Mulai dari pakaian, tempat, dan juga akting para pemainnya yang begitu mendalami peran masing-masing. Sehingga menghanyutkan penonton untuk segera menamatkan serial yang diadopsi dari novel yang masuk dalam 10 besar penerima penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa pada tahun 2012 tersebut.
Dibuka oleh sebuah lagu berjudul Kala Sang Surya Tenggelam oleh seorang penyanyi yang kerap disapa ibu peri menjadikan pembukaan serial tersebut begitu hangat. Dilanjutkan dengan kisah Dasiyah/Jeng Yah sebagai seorang anak perempuan yang dipasrahi menjadi komando dalam bisnis rokok kretek ayahnya dikarenakan ayahnya tidak mempunyai anak laki-laki satu pun. Dasiyah adalah seseorang perempuan yang pintar dan seseorang yang menolak keras terhadap patriarki. Karena baginya laki-laki dan perempuan itu sama, tidak ada perbedaan. Ia juga wanita yang diidam-idamkan karena kebaktian kepada orang tuanya yang membesarkannya. Dari banyaknya lelaki yang mengejarnya ia hanya jatuh hati pada satu pria yang ditemuinya. Namun sayang, kisahnya tak seindah kisah Romeo dan Juliet.
Diskriminasi Perempuan
Dasiyah yang sangat tekun belajar tidak pernah mengecewakan ayahnya dalam penjagaan pabrik kretek, sehingga ia dipercaya menjadi komando pada pabrik ayahnya tersebut. Di balik sifat tekun Dasiyah dalam melakukan pekerjaan tersebut, tak sedikit yang bertentangan jika dia dijadikan komando dan berkata bahwa setinggi apapun perempuan ujung-ujungnya akan kembali ke dapur rumahnya, termasuk ibunya sendiri. Namun itu tak pernah menyurutkan semangatnya, bahkan cita-cita terbesarnya adalah dapat masuk ke dalam ruangan dengan pintu berwarna biru tempat meracik saus kretek yang hanya dapat dimasuki oleh laki-laki. Hanya karena bahwa tangan perempuan akan mengotori racikan saus sebuah rokok sehingga menghilangkan keistimewaan dan kenyamanan dari rokok tersebut.
Hal tersebut kembali memutar pikiran tentang keseimbangan antara perempuan dan laki-laki sehingga tidak memunculkan stigma bahwa perempuan itu lebih rendah daripada laki-laki. Karena stigma yang dihasilkan tersebut sangat merugikan perempuan, membuat perempuan tidak bebas bergerak. Padahal dalam kenyataan, banyak kita lihat bahwa perempuan juga dapat berhasil melakukan sebuah pekerjaan. Contohnya seorang ibu Tri Rismaharini, seorang walikota Surabaya yang dikenal begitu tegas atas segala perbuatan dan perkataannya. Membuat rakyat Surabaya tidak mau melepas beliau menjadi walikota. Sampai pada waktu akhirnya menjadi walikota beliau ditarik menjadi seorang Menteri di Indonesia. Hal tersebut membuktikan bahwa perempuan juga bisa berdaya dalam sektor apapun.
Begitu pula Dasiyah, ia terus percaya bahwa dirinya bisa melakukan apa yang dilakukan oleh laki-laki. Dalam benaknya selalu terbesit, daripada memanjakan diri dengan seorang suami, Dasiyah lebih memilih memanjakan dirinya dengan pembuatan putung rokok. Karena tekadnya yang kuat itu, ia dapat menembus ruang berpintu biru yang ia idam-idamkan. Padahal sebelumnya hanya boleh dimasuki oleh laki-laki sehingga ketika ia dapat masuk ia berhasil membuat racikan saus yang sangat menggiurkan. Sampai-sampai karena racikannya yang nikmat, ayahnya membuat rokok dengan nama "Kretek Gadis". Sekali lagi, dalam serial tersebut seorang perempuan membuktikan bahwa mereka mampu bersaing dengan laki-laki.
Kisah Cinta yang Berkelas Sosial
Sebagai seorang manusia sudah fitrahnya untuk dapat jatuh cinta. begitu pula Dasiyah yang menjatuhkan hatinya pada seseorang yang ditabraknya ketika di pasar. Orang tersebut bernama Soeraja, yang pada akhirnya menjadi pegawai di pabrik kretek ayahnya. Kendati demikian, pertemuan yang seakan indah dan dimuluskan oleh Tuhan justru menjadi sebuah kisah cinta tragis yang terhalang sebab kelas sosial dan keinginan ayahnya memajukan pabrik.
Soeraja yang hanya seorang pegawai dianggap menjadi penghalang memajukan pabrik karena tidak memiliki apa-apa. Sebelumnya, ayah Dasiyah sudah merencanakan kerja sama dengan pabrik rokok lain untuk memajukan pabrik kretek miliknya, alih-alih bekerja sama lebih tepatnya menjadi satu keluarga dengan perjodohan. Alhasil, Dasiyah menjadi korban perjodohan dengan manusia yang tak dicintainya.
Tak jarang kita lihat bahwa dalam kenyataannya hal tersebut masih sering terjadi di khalayak masyarakat. Mengorbankan kebahagiaan seseorang demi keinginan pribadi, sehingga menciptakan simbiosis parasitisme dalam sebuah keluarga itu sendiri. Hal ini kerap terjadi karena sektor ekonomi. Namun, semakin berkembangnya zaman, tersebut merambah pada sektor-sektor lainnya. Sebagaimana kita lihat bahwa banyak isu di negara Indonesia yang menyudutkan pikiran kita bahwa hal tersebut hanya untuk sebuah keuntungan pribadi tanpa memikirkan yang lain.
Seperti Dasiyah yang terpaksa menjadi korban perjodohan hanya demi keinginan ayahnya menjadikan pabrik semakin besar, merasa sudah banyak saingannya sekiranya perlu bekerja sama dengan saingan itu sendiri agar lebih terlihat di masyarakat begitu pikirnya. Dalam hal ini dapat kita lihat bahwa adat tersebut sudah ada sejak dahulu dan masih dilakukan hingga saat ini.
Seperti yang saya katakan sebelumnya bahwa hal tersebut menciptakan simbiosis parasitisme, dibuktikan pada serial Gadis Kretek yang mana seorang Soeraja menderita sakit keras di akhir hidupnya hanya berkeinginan melihat cinta pertamanya yaitu Dasiyah. Bukannya memilih menghabiskan waktu bersama istri dan keluarganya, ia justru mengungkit masa lalunya. Sehingga menyebabkan seorang anak laki-lakinya yang bernama Lebas berjuang menuruti keinginannya tersebut sampai berlabuh di pulau Jawa.
Diskriminasi perempuan dan kisah cinta yang berkelas sosial yang dihadirkan oleh serial gadis kretek mampu menghanyutkan pikiran kita bahwa hal tersebut bukan suatu fenomena yang baik untuk diteruskan. Selain merugikan satu pihak, hal tersebut juga membatasi lingkup gerak seseorang. Upaya penyuaraan kesetaraan laki-laki dan perempuan juga kebebasan telah banyak digaungkan. Maka dari itu, sudah sepatutnya kita saling mendukung atas perjuangan kebaikan yang diteriakkan.
Sembari mengisi waktu luang, serial ini dapat menjadi teman yang memanjakan mata. Serial ini dapat dilihat di aplikasi Netflix dengan judul “Gadis Kretek”. Selamat menyaksikan dan hanyut dalam kisah Dasiyah juga Soeraja!
Penulis: Arifatun Nisa Birizqil Adhim
Editor: Salsadilla Musrianti H.
Posting Komentar