Al-Bayan Syekh Ali Jum'ah Jilid II

Ringkasan Kajian Al-Bayân Jilid II

Kamis, 5 September 2019

 

Soal ke-8: Hukum orang yang menghina Abu Hurairah ra. dan Imam
al-Bukhori?

 

Dalam kajian Al-Bayân kali ini
membahas  munculnya salah satu artikel yang berisi celaan atau hinaan
kepada dua Sahabat, yakni Abu Hurairah ra. dan Imam al-Bukhori, baik dari segi
judul serta isi redaksinya. Lantas bagaimana pendapat syariat tentang hal ini?
Dan bagaimana hukum mencela Sahabat Nabi?

 

Adapun poin-poin
utama dalam pembahasan Syekh Ali Jum’ah ialah:

1. Dari mana
asal-muasal si Penulis artikel tersebut mendapat referensi

2. Mengulas isi
tuduhan dan celaan dalam artikel tersebut

3. Keutamaan
para Sahabat, khususnya Abu Hurairah ra. dan Imam al-Bukhori

4. Para Fuqaha’ menghukumi
orang yang menghina Sahabat

5. Tanggapan
Syekh Ali Jum’ah terhadap tuduhan-tuduhan tersebut

 

Poin pertama, Penulis
ternyata menggunakan referensi dari buku yang kurang valid, seperti cerita dari
teman-temannya dan beliau juga mengutip dari beberapa kitab adab dan akhlak.
Padahal seringkali dalam kitab-kitab tersebut, mushonif tidak
mengutamakan ke-shohih-an sanad, dan  tidak mencari tahu
apakah ada perdebatan ulama tentang hal tersebut atau tidak. Dalam artikel
tersebut merujuk pada kitab Rabî’u al Abrâr karangan az-Zamakhsyari
dan Syarh Nahju al-Balâghah karangan Ibnu Abu al-Hadid.
Kedua musonnif  ini bermazhab Mu’tazilah. Bahkan sebagian
ulama mengatakan bahwa salah satu di antara mereka mengikuti paham Syi’ah
Rafidhiyyah.

 

Poin kedua, banyak
sekali tuduhan dan hinaan terhadap Abu Hurairah ra. dan Imam al-Bukhori,
diantaranya ialah Abu Hurairah ra. termasuk orang yang tidak dikenal namanya
melainkan dikenal dengan julukannya oleh Sahabat lain baik pada masa Jahiliyyah
maupun setelah Islam datang. Beliau orang yang tidak mampu menahan lapar, suka
bercanda, hidup dalam kemiskinan yang hanya berprofesi sebagai penggembala
kambing, dan beliau juga termasuk ummiy (red: buta aksara). Di
sebagian riwayat, beliau dikatakan melarikan diri dari perang Mut’ah. Selain
itu, beliau banyak memalsukan hadis sehingga Sahabat Umar ra. melarangnya untuk
berbicara. Tuduhan yang dilimpahkan kepada Abu Hurairah ra. itu tidak hanya
ditujukan kepada dzat-nya saja. Melainkan juga terdapat sisi lain
yaitu ingin merobohkan kaidah-kaidah Islam.

Sedangkan tuduhan
terhadap Imam al-Bukhori, bahwaannya beliau mengarang kitab Shohih
Bukhari 
yang para ulama mengklaim kitab tersebut kitab paling shohih setelah
al-Quran. Namun nyatanya, di dalam kitab tersebut terdapat beberapa hadis mu’alaq yang
termasuk dalam tingkatan hadis dhaif.

 

Point ketiga, Syekh
Ali Jum’ah menegaskan kembali bahwa kemuliaan para Sahabat beberapa kali
disebutkan dalam al-Quran, salah satunya ialah “Kuntum khaira ummatin
ukhrijat li an-nâs,”
 tentu saja dhamir ini merujuk
pada Sahabat. Begitu pula dalam as-Sunnah “Man sabba ashâbiy, fa
‘alaihi la’natullahi wa al-malâikati wa an-nâsi ajma’în.”

Abu Harairah ra.
termasuk salah satu Sahabat yang bermulazamah kepada Rasulullah selama 4 tahun
dan dapat menghafal sebanyak 5.374 hadis.

Untuk Sahabat Ibnu
Umar 2630 hadis, Sahabat Anas bin Malik 2286 hadis, Sayyidah
Aisyah 2210 hadis, Ibnu Abbas 1660 hadis, Sahabat Jabir bin Abdullah 1540
hadis, Sahabat Abu Sa'ad bin Malik 1170 hadis, Sahabat Ibnu Mas'ud 848 hadis,
Sahabat Ibnu 'Amr 700 hadis.

 

Poin keempat,
para Fuqaha’ sepakat bahwa hukum menghina Sahabat itu haram.
Sedangkan mereka berbeda pendapat terkait hukum bagi pelakunya. Ada dua
pendapat; yang pertama mengatakan bahwa pelakunya termasuk
orang kafir, dan yang kedua mengatakan bahwa pelakunya
dihukumi fasik atau zindik. Zindik ialah orang yang memperlihatkan iman tetapi
di dalam hatinya ia kufur.

 

Poin kelima, Syekh
Ali Jum’ah membantah tuduhan-tuduhan yang ditujukan kepada Sahabat Abu Hurairah
ra. tersebut secara terperinci:

1.    
Tuduhan bahwasanya
beliau termasuk orang yang tidak dikenal namanya melainkan hanya dikenal dengan
julukannya oleh Sahabat. Syekh Ali Jum’ah mengatakan bahwasanya ini bukan
termasuk keburukan Abu Hurairah ra. karena banyak sekali Sahabat yang masyhur
dengan kunyah dan laqob saja. Adapun nama
asli Abu Hurairoh ada tiga yang masih ikhtilaf di antara
ulama. Tetapi yang paling masyhur menurut ulama hadis ialah Abdur Rahman bin
Shokr.

2.     
Tuduhan bahwasanya
beliau orang yang tidak mampu menahan lapar, Syekh Ali Jum’ah mengatakan bahwasanya
hal ini menujukkan bahwa pada masa itu para Sahabat sangat memperhatikan kaum
fakir miskin dan senang memberi makan orang.

3.    
Tuduhan bahwasanya
beliau banyak bercanda, Syekh Ali Jum’ah mengatakan bahwasanya hukum asal
bercanda ialah boleh. Abu Hurairah ra. menjadi senang menggoda hanya ketika
diangkat menjadi Gubernur Madinah, justru hal ini menunjukkan keutamaan dan
kerendah-hatiannya sebagai pemimpin.

4.    
Tuduhan bahwasanya
beliau hidup dalam kemiskinan. Syekh Ali Jum’ah mengatakan bahwasanya
kemiskinan termasuk kemuliaan tersendiri, sebab seorang Sahabat yang miskin
cenderung lebih berlomba-lomba dalam keimanan. Dikatakan juga bahwa muhâjirîn juga
termasuk orang-orang yang membutuhkan. Abu Hurairah ra. juga pernah bekerja
untuk Basrah binti Ghazwan yang kemudian menjadi istrinya.

5.    
Tuduhan bahwasanya
beliau hanya berprofesi sebagai penggembala kambing. Syekh Ali Jum’ah
mengatakan bahwa hal ini termasuk pujian untuk Abu Hurairah ra. karena Nabi
SAW. bersabda: “‘Tidaklah Allah mengutus seorang Nabi kecuali ia
seorang penggembala kambing’. Lalu Sahabat bertanya, ‘Dan kamu, Ya Nabi?’ Nabi
menjawab, ‘Iya. Aku menggembala kambing dipinggiran Kota Mekkah’”
 HR
al-Bukhori. Karena menggembala kambing itu bisa melembutkan hati dan menambah
rasa kasih sayang.

6.    
Tuduhan bahwasanya
beliau termasuk ummiy (red: buta aksara). Syekh Ali
Jum’ah mengatakan bahwa buta aksara ini merupakan keadaan orang Arab
keseluruhan, dan sebagian besar Sahabat juga demikian.

7.    
Tuduhan bahwasanya
beliau dikatakan melarikan diri dari perang Mut’ah. Syekh Ali Jum’ah
mengatakan bahwa hal ini merupakan tuduhan yang sangat aneh. Karena sebagaimana
yang kita ketahui, pada saat itu tentara Islam ditarik mundur oleh Khalid bin
Walid. Lantas mengapa Penulis hanya mengkhususkan tuduhan ini kepada Abu
Hurairah ra?

8.    
Tuduhan bahwasanya
beliau banyak memalsukan hadis sehingga Sahabat Umar ra. melarangnya untuk
berbicara. Syekh Ali Jum’ah mengatakan bahwa kisah ini tidak benar. Andaikata
kisah ini benar hal itu karena Sahabat Umar ra. hanya ingin agar beliau
berhati-hati dalam berucap.

 

Sekian ringkasan dari
kajian kitab al-Bayan Jilid II ini, semoga kita semua menjadi
orang yang cermat dalam memilih dan memilah bacaan.


Posting Komentar

To Top