Masisir Berorganisasi; Apakah Boleh?

 


Azhar memiliki pesona tersendiri dengan menjadi kiblat keilmuan Islam
dunia. Namun, salah satu topik yang mencuri perhatian saya setelah tak begitu
lama saya menyelami panorama masisir di Negeri Kinanah ini adalah dengan
mengenal beberapa kegiatan masisir yang berbagai macam karakteristiknya.
Melihat dari kesibukan teman-teman dekat saya yang beraneka macam. Menyadari
bahwa di sini bukan hanya bisa berkuliah, namun juga bebas berkegiatan lainnya.
Salah satunya adalah organisasi.

Tersedianya banyak macam organisasi saat ini, memudahkan para masisir memilih
untuk bisa bergabung di salah satu atau beberapa organisasi sesuai dengan bakat
dan minat pribadi. Wadah yang sangat cocok untuk pengembangan kualitas diri.
Dari segi keilmuan, politik, olahraga, desain grafis, jurnalistik, kuliner, dan
masih banyak macam organisasi atau komunitas yang berdiri di sini.

Pada umumnya, sesuatu hal atau kegiatan yang dipilih untuk dijalani pasti
ada keuntungan dan kerugian yang menjadi konsekuensinya. Seperti halnya memilih
berorganisasi, tidak luput akan keuntungan dan kerugiannya. Pertama, terbentuknya
kebiasaan bersosialisasi. Untuk sebagian orang mungkin sulit untuk bisa
berbicara di depan umum, ataupun berbicara di depan orang asing. Sulit untuk
bisa mengungkapkan pendapatnya dengan lancar, malu untuk bertanya, bahkan hanya
untuk bertegur sapa.


Secara tidak langsung, organisasi merupakan ajang untuk
melatih diri dalam mengungkapkan pendapat pribadi akan suatu hal yang bisa
menunjang kelangsungan organisasi. Selain itu, kita bisa memperluas relasi
yang akan saling memberi manfaat antara kita dan orang lain, mengingat kita
hidup merantau jauh dari keluarga.


Kedua, mengetahui tempat-tempat baru. Menurut pengalaman
saya pribadi, setelah mengikuti beberapa organisasi dan komunitas, saya dapat
mengunjungi  tempat-tempat terbaru.
Mengapa demikian? Karena ketika mengikuti sebuah organisasi atau komunitas
pasti akan mengadakan perkumpulan anggota, seminar ataupun projek di suatu
tempat yang sebelumnya belum pernah dikunjungi. Selain mendapatkan view foto
yang bagus, kita dapat mengenal dan belajar sejarah dari tempat yang kita
kunjungi tersebut.


Ketiga, terbiasa untuk menghadapi orang lain. Berpartisipasi
dalam organisasi atau komunitas mempertemukan kita kepada banyak orang baru dari
berbagai macam suku, kebudayaan, sifat dan karakteristik. Secara tak sadar,
ketika kita berkomunikasi, berdiskusi, dan menyelesaikan tugas bersama, akan
membuat kita mulai mengenal dan menyesuaikan diri kita untuk bersikap dan
berbicara sesuai dengan lawan bicara kita. Hal itu dapat membiasakan kita
menyikapi suatu permasalahan dengan pikiran terbuka. Bisa menerima perbedaan
pendapat, dan bisa mendapat informasi, juga pengalaman yang baru.


Di balik banyaknya kelebihan  dari berorganisasi, tak luput pula akan
kekurangan yang ada, seperti lupa akan prioritas. Karena terlalu banyak
mengikuti organisasi, porsi waktu kita terkadang akan lebih banyak fokus pada
organisasi tersebut. Hal tersebut akan berdampak pada prioritas kita dalam
menggeluti keilmuan di negeri kiblat keilmuan Islam ini.


Tak hanya itu, di dalam organisasi akan ada yang harus
dikorbankan, seperti waktu, uang dan tenaga. Maka dari itu, bijaklah dalam
mengambil keputusan. Pastikan untuk bisa memilah dan memilih hal yang menjadi
prioritas atau tambahan. Menjaga kesehatan dan keamanan diri pun lebih penting
untuk dilakukan. Jangan sampai menomor satukan organisasi namun tidak peduli
pada diri sendiri.


Lalu, apakah kita sebagai mahasiswa penting untuk

bergabung menjadi anggota organisasi? Jawabannya iya, tapi tidak harus. Dalam
artian bukanlah sebuah kewajiban untuk berpartisipasi dalam sebuah organisasi
atau komunitas. Bukan juga suatu hal yang tabu jika hanya berfokus pada kuliah,
talaqqi, dan pengajian-pengajian lainnya. Karena kapasitas diri kita
untuk mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, kebiasaan, dan kegiatan –masisir
kususnya—saat disini hanya diketahui oleh diri kita sendiri. Tidak melulu jika
orang lain mahir di suatu bidang kita pun harus mahir di bidang itu pula.
Terlebih harus pandai-pandai mengatur waktu kegiatan diri sendiri.


Oleh: Zadjuria Rizky Rahmania

Posting Komentar

To Top